
Anak-anak
muda di 'kampung anyar singaraja' sangat antusias dalam menyambut Hari
Raya Nyepi Tahun 2013. Sejak beberapa hari sebelumnya mereka telah
merencanakan dan mempersiapkan dengan baik. Dalam menyambut perayaan
hari nyepi tersebut antara lain mereka mempersiapkan ogoh-ogoh yang akan
diarak keliling pemukiman pada hari menjelang nyepi atau
day of silence.

Mereka percaya bahwa di alam ini terdapat energy positip dan energy
negative yang menyelimuti dan hidup bersama manusia dan alam sekitar.
Kedua energy tersebut, energy negative dan energy positif harus
diselaraskan sehingga tidak mengancam kehidupan manusia. Energi negative
sering ditafsirkan dengan 'buta kala'. Bhuta Kala ini selalu
mempengaruhi manusia untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan
dharma, bertentangan dengan dengan hukum dan kebaikan. Energi negative
tersebut direpresentasikan dalam bentuk monster, mahluk yang
menyeramkan, disebut 'ogoh-ogoh'.

Anak-anak
muda di sekitar 'Jalan Merpati Singaraja' itu membuat 3 buah ogoh-ogoh.
Sehari sebelum pelaksanaan nyepi, bersama dengan ogoh-ogoh lainnya di
sekitar Kampung Anyar, ogoh-ogoh diarak mengelilingi lingkungan
pemukiman dengan diiringi suara music tradisional atau blaganjur. Suara
blaganjur dan dan riuhnya teriakan menarik perhatian para buta kala
untuk mengiringi ogoh-ogoh. Parade berakhir pada areal pekuburan,
dimana ogoh-ogoh dimusnahkan dengan cara dibakar. Hal ini melambangkan
bahwa para buta kala telah dilenyapkan, bumi dan alam sekitar telah
diharmonisasikan kembali, sehingga pada hari nyepi manusia dapat
melaksanakan penyepian dengan khusuk dan tenang. Demikian pula manusia
dapat melaksanakan hari-hari berikutnya dengan kedamaian dan ketenangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar